Beritajawa - Amerika Serikat (AS) telah menolak usulan gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin terkait konflik dengan Ukraina. Putin menawarkan untuk menghentikan perang sesuai dengan garis batas yang ada saat ini, tanpa bersedia menyerahkan wilayah Ukraina yang kini dikuasai oleh Rusia. 

Percakapan mengenai usulan tersebut dilakukan secara tidak langsung melalui perantara, dan pertemuan tersebut berlangsung di Turki pada akhir 2023, menurut tiga sumber dari pihak Rusia yang dikonfirmasi kepada Reuters. Meskipun pembahasan telah dilakukan, namun usulan gencatan senjata ini tidak membuahkan kesepakatan, menciptakan situasi buntu dalam upaya penyelesaian konflik yang sedang berlangsung. 

Upaya penyelesaian konflik antara Rusia dan Ukraina melalui gencatan senjata tampaknya mengalami kebuntuan. Seorang sumber yang mengetahui diskusi pada akhir 2023 dan awal 2024 menyatakan, "Kontak dengan Amerika tidak menghasilkan apa-apa." 

Sumber kedua menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) menolak membahas kemungkinan gencatan senjata tanpa partisipasi Ukraina, sehingga negosiasi pun berakhir dengan kegagalan. Seorang sumber lainnya menyampaikan bahwa pihak AS tidak ingin menekan Ukraina, meragukan keseriusan Putin mengenai gencatan senjata, dan bersiap untuk melanjutkan perang jika diperlukan. 

Sinyal Putin terkait usulan ini disampaikan kepada pejabat AS, termasuk Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan, Direktur Badan Intelijen Pusat Bill Burns, dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Meskipun ada upaya untuk membahas langkah selanjutnya melalui Sullivan dan penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, tetapi Washington menegaskan ketidakberlanjutan diskusi mengenai gencatan senjata tanpa keterlibatan Ukraina. 

Dalam konteks ini, seorang pejabat Amerika menyatakan bahwa Amerika tidak terlibat dalam diskusi saluran rahasia dengan Rusia. Sementara di pihak Moskow, ada rasa frustrasi karena AS berulang kali menolak tawaran Rusia, menciptakan ketidakpastian terkait penyelesaian konflik yang sedang berlangsung. 

Gagalnya pendekatan Presiden Putin kepada Amerika Serikat menandai tahun ketiga konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II, mencerminkan kesenjangan yang signifikan antara dua kekuatan nuklir terbesar di dunia saat ini. 

Amerika Serikat membantah adanya kontak tersebut dan menegaskan bahwa Washington tidak akan terlibat dalam perundingan yang tidak melibatkan Ukraina. Klarifikasi ini menunjukkan ketegasan AS dalam mempertahankan posisinya terkait konflik tersebut. 

Di pihak lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menegaskan ketegasannya dengan menyatakan bahwa ia tidak akan pernah menerima kendali Rusia atas tanah Ukraina. Zelenskiy menegaskan kebijakannya dengan melarang segala bentuk kontak dengan Rusia, menunjukkan sikap tegas dalam menjaga kedaulatan negaranya. Konflik ini semakin mencuat dengan kedua belah pihak menunjukkan ketidakmungkinan mencapai kesepakatan yang memuaskan.